Sekolah Berkualitas

Kamis, 16 Mei 2024 ~ Oleh Administrator ~ Dilihat 47 Kali

Kementerian Pendidikan & Kebudayaan, Riset Teknologi, melalui kebijakan merdeka belajar berusaha mendefinisikan kembali sekolah yang berkualitas. Kualitas sekolah sebelumnya ditentukan berdasarkan nilai Ujian Nasional (UN). Namun demikian, UN sebagai instrumen untuk meng-assess (menilai) kinerja sistem Pendidikan nasional mempunyai implikasi negatif. Salah satunya adalah,UN sebagai instrument penilaian yang multifungsi yaitu, menentukan capaian siswa, juga kinerja sekolah dan pemerintah daerah. Hal ini sedikit banyak mereduksi proses belajar mengajar yang “hanya” bertujuan untuk lulus ujian (teaching to the test). Kebijakan merdeka belajar merubah UN menjadi Assessmen Nasional (AN). Terdapat perbedaan yang mendasar antara UN dan AN. AN adalah instrumen penilaian bertujuan untuk meng-assess kualitas proses belajar dan mengajar dilevel sekolah dan kinerja sistem pendidikan di level pemerintah daerah dan nasional. AN tidak mengassess kualitas belajar pada level individual siswa. Lebih lanjut, AN juga menyediakan data penilaian yang lebih lengkap, meliputi hasil belajar dalam hal literasi dan numerasi siswa melalui Assessmen Kompetensi Minimum (AKM), karekter siswa melalui survey karakter dan kondisi lingkungan (iklim) yang mendukung peningkatan kualitas belajar siswa. Melalui AN kinerja sekolah sedikit banyak di-assess berdasarakan hasil dari proses belajar dan mengajar. Kualitas proses belajar dan kondisi lingkungan sekolah akan sangat ditentukan oleh:
1) Kualitas kepemimpinan kepala sekolah;
2) Kualitas pengajaran, kurikulum dan assessmen yang dilakukan oleh guru;
3) Kualitas kondisi lingkungan sekolah yang mendukung proses belajar siswa;
4) Kualitas perencanaan sekolah berdasarkan evaluasi diri kinerja sekolah;
5) Kualitas kemitraan sekolah dengan orang tua siswa dan warga sekolah serta institusi pemangku kepentingan pendidikan eksternal.